Sesuatu yang bernilai itu tidak dapat diukur dan ditukar. Ia berwujud, hadirnya ada pada tiap hati manusia.
Belajar dari banyak hal, aku bisa tahu ada sesuatu yang lebih tinggi dari harga. Bukan seberapa banyak uangnya tapi seberapa benar menjadi manusia.
Bapak marah ketika mamih bilang ada yang mau beli lukisannya dengan harga mahal, yang berniat membeli orang yang sangat kaya di kalangan pejabat kata mamih. Bapak bilang beliau melukis bukan karena mencari uang, lukisannya dijual bukan kepada orang yang punya banyak uang saja. Selain daripada itu ia lebih senang lukisannya dimiliki oleh para pejabat yang benar dan tidak korupsi. Lalu aku mengingat diriku yang mengekor bapak dari kelas 4 SD, kutemukan jawaban atas pertanyaan kenapa aku tak pernah tertarik pada hal-hal remeh mengenai gaya hidup karena aku terdidik dari kecil untuk tidak melihat dunia dengan harga. Aku bisa mengabaikan berbagai kesenangan hanya dengan pertanyaan “Untuk apa?”.